Selasa, 11 Januari 2011

Mereka Memang Buta, Tetapi Tidak Hatinya



                Pada mata kuliah Keterampilan Interpersonal jurusan Sistem Informasi ITS kali ini peserta diajak untuk belajar di luar kampus, tepatnya di YPAB (Yayasan Penyandang Anak Buta) yang bertempat di bilangan Gebang Surabaya. Agak aneh terasa memang ketika pertama kali mendengar akan melakukan studi KI di luar kampus. Walaupun biasanya peserta KI memang sudah biasa belajar di luar kelas, tetapi tetap saja rasa penasaran itu ada ketika diajak kuliah di luar kampus. Namun saya tidak menyangka kuliah kali ini membawa dampak besar bagi kehidupan saya sesudahnya. 
                Baru saja kami datang, ternyata mereka sudah siap menyambut kami di aula yang memang sudah biasa untuk menerima kunjungan dari para tamu yang berkunjung. Padahal kami sudah mempersiapkan pertunjukkan untuk menghibur mereka, tidak tahunya mereka mendahului menghibur kami dengan menyanyikan beberapa lagu. Terasa begitu indah setiap nada yang mereka nyanyikan, alunan music dari keyboard dan kulintang pun mengalun merdu. Tak terasa tertumpah tetesan air mata dari beberapa teman kami. Takjub melihat semangat mereka dalam menghibur. Seakan mereka ingin berteriak, “Aku bisa, aku tidak selemah yang kalian pikirkan!”.
                Kami menjadi sadar dari hanya awal pertemuan yang beberapa menit saja, kami merasa kalah semangatnya oleh mereka. Kami selalu mengeluh dengan apa yang kami miliki selama ini, sering tidak berucap syukur, padahal jika mau dihitung-hitung, sudah banyak sekali anugrah yang diberikan tuhan kepada kami. Sesuatu yang tidak kami sadari sebelumnya, yaitu bersyukur.
                Permainan dilanjutkan di halaman, yaitu masing-masing dari kami mengoper bola pingpong ke teman di sebelahnya, termasuk mereka untuk kemudian memperkenalkan diri. Mulai dari nama, hobi, dan ciri-ciri fisik (hal ini dimaksudkan agar teman-teman YPAB dapat memvisualisasikan kami). Lalu 2 orang dari kami diajak bermain game. Salah satu orang ditutup matanya lalu menebak teman di depannya hanya dari mendengarkan suara dan ciri-cirinya tadi. Banyak dari kami gagal, namun ada juga yang berhasil menebak dengan baik. Kemudian permainan selesai dan kami pun kembali ke aula.
                Dari permainan tebak orang tadi kami dapat belajar tentang empati, merasakan apa yang dirasakan orang lain, sehingga kami dapat lebih bersyukur dengan anugrah yang telah kita dapatkan namun kerap kita lupakan. Satu lagi yang saya pelajari dari mereka. Mereka berani bermimpi, beberapa diantara mereka menyebutkan ingin menjadi guru sekolah, menjadi menjadi guru music. Tak terdengar sedikitpun keraguan ketika mereka mengucapkan demikian. Sungguh berbanding terbalik dengan teman-teman mahasiswa yang masih ada saja yang belum memiliki cita-cita atau paling tidak gambaran setelah lulus nanti mau jadi apa.   
                Di penghujung acara kami pun menampilkan pertunjukkan yang sudah kami persiapkan sebelumnya. Kami bernyanyi beberapa buah lagu dengan harapan dapat menghibur dan mengobarkan semangat mereka. Salah satu lagu yang kami nyanyikan adalah laskar pelangi, lagu yang menceritakan  tentang anak-anak yang walaupun dalam keterbatasan tetap berani bermimpi dan semangat mewujudkannya. Perjalanan kuliah kali ini telah membuka mata hati saya yang mungkin sudah lama tertutup.

1 komentar:

  1. wew, saya berkali2 lewat sana, tapi belum pernah tau dalemnya.. nice post.. dokumentasikan kuliah2mu terus ya, hehe..

    BalasHapus