Proyek adalah suatu kegiatan yang memiliki batas waktu dan persyaratan yang ditetapkan di awal. Persyaratan ini nanti harus dipenuhi baik dari bihak pengembang maupun klien. Berbeda dari jenis perusahaan pada umumnya, perusahaan dengan sistem proyek ini bersifat unik karena hanya terjadi sekali.
Proyek disini memiliki tujuan yang khusus dan ada spesifikasi yang detail dan pasti. Spesifikasi ini harus dijabarkan secara jelas sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya masalah di kemudian hari. Tanggal start dan finish ditentukan di awal. Hal ini berfungsi untuk mempermudah pengembang atau kontraktor yang akan melakukan penjadwalan. Untuk kasus ini proyek konstruksi lebih mudah ditentukan waktu pengerjaannya karena sudah tersusun dan memiliki sistem yang baik.
Hasil dari perencaanan ini harus dapat terukur dan dikuantifikasi. Maksud kuantifikasi disini yaitu dapat dikonversikan menjadi bentuk angka. Bukan secara kualitas, misalnya rumahnya bagus, gedungnya tinggi, jembatannya kokoh yang hasil itu relative bagi masing-masing orang.
Inti dari manajemen proyek sendiri adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan. Banyak proyek yang mengalami kegagalan karena detail yang dikerjakan tidak sesuai dengan perencanaan.
Pada tahap desain, penting bagi semua stakeholder yang terdiri dari kontraktor dan klien untuk duduk dan diskusi bersama. Sebisa mungkin dilakukan banyak review dari masing-masing pihak agar tidak terjadi banyak perubahan dalam proses pelaksanaan. Biasanya setelah pelaksanaan, pengembang juga berkewajiban melakukan maintenance selama kurang lebih setahun apabila setelah digunakan terjadi kesalahan dalam pengerjaannya.
Misalnya saja proyek dikerjakan dan diserahkan saat musim panas. Sedangkan pada musim hujan baru diketahui bahwa ada kebocoran pada atap. Kontraktor wajib memperbaikinya, biasanya dananya dibatasi sebesar 5% dari dana proyek.
Ciri-ciri proyek tersebut gagal antara lain hasil tidak sesuai yang diinginkan. Proyek juga bisa disebut gagal apabila dalam pelaksanaannya melebihi dari batas waktu yang ditetapkan di awal. Biasanya akibat dari molornya waktu pengerjaan juga berimbas pada dana yang dikeluarkan. Hal ini tentu saja membutuhkan dana ekstra.
Maka dari itu penuntun dalam manajemen proyek sangat dibutuhkan. Salah satunya adalah Project Management Institute (PMI) yang meneliti dan mengembangkan sehingga bisa menghasilkan panduan yang tertuang dalam buku Project Management Body of Knowledge (PMBOK). Dalam PMBOK ini dijelaskan beberapa hal dan panduan seperti keterampilan interpersonal, kemampuan dan pengetahuan umum, standar dan regulasi aplikasi, dan pemahaman tentang lingkungan proyek.
Lutfi Hilman Prasetya
5210100119
bagus sekali
BalasHapusfollback yah..??